tag:blogger.com,1999:blog-61999529402775936182024-02-19T12:38:28.072+07:00waktu rehatku..Blog Evan SetiawanEvan Setiawanhttp://www.blogger.com/profile/02696357119618516699noreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-6199952940277593618.post-90524216023017465282008-08-18T13:54:00.000+07:002008-08-18T14:53:03.466+07:00Mimpi Kereta Api ??<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiikst2hSO3wTNh0pW0MQSRVRR93O_QWnzYJJaU0yyECpOvJ73aBeRlGRB2S0eOOqlTwAH54NIM2zBchZXW13ieacfYfOhOG0JzxTmRwW4LiytMiuSusHMy4iqHKYW1R0Tqmm0lxTi5xw8/s1600-h/NEW_KERETAAPI_TAHAP_1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiikst2hSO3wTNh0pW0MQSRVRR93O_QWnzYJJaU0yyECpOvJ73aBeRlGRB2S0eOOqlTwAH54NIM2zBchZXW13ieacfYfOhOG0JzxTmRwW4LiytMiuSusHMy4iqHKYW1R0Tqmm0lxTi5xw8/s320/NEW_KERETAAPI_TAHAP_1.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5235761693500370546" /></a><br /><br />Provinsi Kalimantan Tengah adalah salah satu Provinsi yang mempunyai wilayah terluas di Indonesia dengan luas lebih kurang 15.600.000 Ha. Kalteng berada tepat ditengah-tengah pulau Kalimantan atau lebih dikenal dengan Borneo, wilayah utara kalteng merupakan wilayah yang diakui dunia sebagai "hard of borneo" oleh karena itu pemerintah daerah berkewajiban untuk melindungi dan menjaga jantung kalimantan ini dari kerusakan lingkungan.<br /><br />Salah satu potensi alam yang dimiliki Kalteng ialah bahan galian baik itu batubara, emas, tembaga, perak, mangan, zircon, pasir kwarsa, intan, titanium, bijih besi, gas, bahkan potensi uranium pun diidentifikasi terdapat di Provinsi ini. Oleh karena itu tingginya minat asing dan domestik untuk menanamkan investasinya di provinsi ini sangatlah tinggi, terbukti pada kurun waktu 2003 - 2008 tercatat di Kalimantan Tengah terdapat 22 Kontrak Karya, 15 PKP2B dan 454 KP, belum lagi ditambah Wilayah Pertambangan Rakyat atau disingkat WPR yang berjumlah 104 buah. Ini diharapkan pemerintah Kalteng menjadi motor penggerak ekonomi provinsi ini.<br /><br />Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan jika dilihat potensi bahan galian ini terdapat didaerah hulu-hulu sungai di Kalteng, kendala yang banyak dihadapi oleh investor terutama bidang pertambangan adalah minimnya infrastruktur di daerah lokasi potensi bahan galian tersebut. Ini membuat para investor berpikir 2 kali untuk berinvestasi, jika tidak punya modal yang kuat atau modal hanya pas-pasan menurut saya lebih baik mundur saja.<br /><br />Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang,SH merupakan salah satu sosok yang saya anggap mampu mewujudkan mimpi Kalteng saat ini yaitu kemajuan infrastruktur. Terbukti pada era kepemimpinan beliau salah satu target yang harus dicapai adalah terhubungnya ruas jalan Palangkaraya - Buntok. Jalan ini merupakan penghubung wilayah tengah dengan wilayah timur Kalteng yang terisolir dari pusat pemerintahan di Palangkaraya. Pada akhir tahun 2009 diharapkan ruas jalan ini berfungsi total.<br />Salah satu yang ingin diwujudkan beliau adalah infrastruktur Kereta Api, dalam beberapa kesempatan beliau selalu menegaskan bahwa Kereta Api bukan mimpi Kalteng tapi sesuatu yang Real dan harus diwujudkan walaupun itu menelan biaya yang tidak sedikit. Pada saat ini rel Kereta Api sudah memasuki babak studi kelayakan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang dengan biaya sendiri, yang menjadi pikiran sekarang adalah biaya untuk konstruksi dan pembanguanan rel. Oleh karena itu diharapkan kerjasama Pemerintah Pusat, PemProv, PemKab dan Pihak Perusahaan dapat besama-sama mewujudkan mimpi Kalteng ini. Bukan tidak mungkin dengan deposit ratusan juta metrik ton dan kualitas batubara terbaik di asia atau mungkin didunia mampu menarik investor dan dunia usaha untuk mewujudkan mimpi kereta api ini!!?<br />..........:):)<br />diatas adalah peta rencana rel kerata api tahap 1 merupakan lampiran surat Gubernur Provinsi Kalteng ke Pemerintah Pusat:)kebetulan saya yang diminta buatin :), semoga bermanfaat bagi kita semua yang bersama-sama melihat kemajuan provinsi yang kita cintai ini.<br />Maju terus Kalteng, ISEN MULANG!!Evan Setiawanhttp://www.blogger.com/profile/02696357119618516699noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6199952940277593618.post-16615042414932709032008-08-05T16:23:00.000+07:002008-08-05T16:31:07.737+07:00Pemetaan Singkapan Batubara (2)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5FJiaYls6tdJIuQS6KUSoA11JPzefsxhMh6zIfJzyZEuH-PV7rxk3G_fg0eZ7oBTz41h7K8Bmy8ld3MgdXkZObU-MN1sTr1EtszaziaqwKRxFnpCGJ_M3b-vdYj-n46n16AxIxm3JNJCm/s1600-h/coal_sampling.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5FJiaYls6tdJIuQS6KUSoA11JPzefsxhMh6zIfJzyZEuH-PV7rxk3G_fg0eZ7oBTz41h7K8Bmy8ld3MgdXkZObU-MN1sTr1EtszaziaqwKRxFnpCGJ_M3b-vdYj-n46n16AxIxm3JNJCm/s320/coal_sampling.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5230963107859298482" /></a><br /><br />Geometri channel sampling adalah seperti gambar diatas<br /> <br />Pada setiap channel sampling dilakukan observasi dan deskripsi singkapan serta pencatatan, yang kemudian dituang kedalam profil lapisan batubara (litologi log) yang baik seperti diuraikan diatas <br /><br /><br />PEMBORAN DAN LOGGING GEOFISIKA<br /><br />- Geophysical logging harus dilakukan pada semua lobang bor <br />- Setiap kegiatan pemboran harus selalu ditunggu oleh seorang geologist yang bertugas sebagai well-site geologist<br />- Setiap kegiatan geophysical well logging harus disaksikan oleh well-site geologist yang bersangkutan dan bertindak sebagai witness.<br />- Well-site geologist melakukan observasi, deskripsi, dan pencatatan hasil pemboran (core atau cutting)<br />- Well-site geologist mengamati perubahan-perubahan litologi dan mencatat posisi dari setiap perubahan<br />- Well-site geologist mengamati perubahan-perubahan dari batuan sedimen lain ke lapisan batubara dan dari lapisan batubara ke batuan sedimen lain, serta melakukan pencatatan posisi dari setiap perubahan tersebut (posisi Top dan Bottom dari lapisan batubara)<br />- Well-site geologist mencatat Core Recovery dan RQD (Rock Quality Designation)<br />- Dalam hal core recovery tidak 100%, maka well-site geologist harus bisa memperkirakan posisi top dan bottom dari lapisan batubara<br />- Well-site geologist melakukan pencatatan Ketebalan lapisan batubara<br />- Khusus untuk core batubara, well-site geologist harus melakukan observasi dan deskripsi secara detail dan baik sifat-sifat litologi dan gejala lain pada batubara tersebut, serta mencatat posisi dari setiap perubahan yang terjadi, termasuk ketebalan dan posisi parting <br />- Well-site geologist melakukan pencatatan semua hasil pengamatan, deskripsi, pengukuran pada formulir standar untuk eksplorasi batubara<br />- Setelah lobang bor selesai, well-site geologist segera melakukan interpretasi terhadap geophysical well logs<br />- Setelah itu segera diadu dan dicocokkan (reconciled) dengan hasil pencatatan log pemboran untuk memperoleh reconciled lithological log <br />- Hasil dari reconciled lithological log itulah yang kemudian merupakan log litologi final dari setiap lubang bor<br />- Geophysical well log juga dipakai sebagai pedoman dalam melakukan ply-by-ply sampling pada core batubara<br />- Sample batubara dari core bisa berupa composite dan/atau ply-by-ply.<br />- Menurut AusIMM (2003), normalnya core recovery yang ditertima sebagai syarat untuk core samples adalah diatas 95%.<br /><br />PERHITUNGAN-PERHITUNGAN<br /><br />Jika dilakukan ply-by-ply sampling, kualitas keseluruhan (composite) batubara ditentukan melalui perhitungan rata-rata yang diberi bobot (weighted average):<br />Untuk Moisture, VM, FC, CV, Sulfur dan sejenisnya:<br />Mx=(∑Xi * Ti)/(∑Ti)<br />Dimana: <br />Mx= Rata-rata dari parameter kualitas (composite)<br />Xi= nilai parameter kualitas pada setiap ply<br />Ti= ketebalan ply<br />Untuk Ash Content:<br />Ma=(∑Ai * Ti * Di)/(∑Ti * Di)<br />Dimana: <br />Ma= Rata-rata ash content (composite)<br />Ai= nilai ash content pada setiap ply<br />Ti= ketebalan ply<br />Di= density dari setiap ply<br />Jika data density tidak tersedia, gunakan saja formula untuk moisture diatasEvan Setiawanhttp://www.blogger.com/profile/02696357119618516699noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6199952940277593618.post-29255522438161063522008-07-25T15:04:00.000+07:002008-07-25T15:29:09.012+07:00Potensi Listrik Kalteng<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgETlhT9wGl2gje8YSeqgi5z8Xy-AVVLhAk13r81cSPjflkGT5RJFjAhGRxfBWZfxmbv0XI2ZDhYfDEUiFziuxiW4PSDJ0NtVO1IDYjxcuGxfjq0zVkDPhnWDfviaezFJ52WRKdbc1zyLi4/s1600-h/kelistrikan.png"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgETlhT9wGl2gje8YSeqgi5z8Xy-AVVLhAk13r81cSPjflkGT5RJFjAhGRxfBWZfxmbv0XI2ZDhYfDEUiFziuxiW4PSDJ0NtVO1IDYjxcuGxfjq0zVkDPhnWDfviaezFJ52WRKdbc1zyLi4/s320/kelistrikan.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5226863872750323618" /></a><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Kondisi Kelistrikan di Kalimantan Tengah</span><br /><br />Pengelolaan kelistrikan di Kalimantan Tengah dilakukan oleh PT. PLN (Persero) yang membawahi Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Selatan. Sebanyak 4 kabupaten dan 1 kota dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah mendapatkan pasokan listrik dari sistem/grid Barito atau sistem interkoneksi Kalimantan yakni Kabupaten Barito Timur, Kapuas, Pulang Pisau, Katingan serta Kota Palangka Raya. Sistem ini memasok sekitar 36 % dari ketersediaan energi listrik untuk di Kalimantan Tengah sedang sisanya dipasok dari sistem Sedang (terpisah atau isolated), sistem Kecil dan Perdesaan yang umumnya menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Sistem Barito merupakan sistem yang memiliki ketergantungan cukup besar pada PLTU Asam-Asam (130 MW) yang menggunakan bahan bakar batubara sehingga pada saat pembangkit ini memerlukan waktu untuk perbaikan dan pemeliharaan, maka terjadi pemadaman secara bergiliran di sebagian wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.<br /><br />Karena sebagian besar kebutuhan daya (64 %) listrik di Kalimantan Tengah dipasok dari PLTD maka penggunaan BBM sangat besar dan mencapai sekitar 40 % dari biaya operasional. Implikasinya adalah biaya pokok produksi menjadi tinggi (Rp.2.610 per Kwh) sementara harga jual hanya Rp. 628 per Kwh. Ini berarti pemerintah harus menanggung beban baik akibat pemakaian BBM maupun akibat pemberian subsidi harga listrik yang dijual khususnya karena sebagian besar konsumen listrik adalah rumah tangga (92 %). Sekitar 43 % dari PLTD di Kalimantan Tengah yang diluar sistem interkoneksi Kalimantan berada dalam dalam tahap kritis baik dalam penyediaan daya maupun dalam kehandalannya (kondisi pembangkit sudah tua).<br /><br />Karena kemampuan dan daya jangkau maupun kehandalan penyediaan listrik yang masih belum memadai, maka sebagian besar industri di Kalimantan Tengah terpaksa harus mengadakan daya listrik secara swasembada dengan menggunakan pembangkit diesel (PLTD). Faktor geografis dan kepadatan permukiman juga menyebabkan ratio elektrifikasi atau jumlah desa yang mampu dialiri listrik di Kalimantan Tengah juga cukup rendah, hanya sekitar 47,52%. Pertumbuhan kebutuhan listrik per tahun di Kalimantan Tengah cukup tinggi yakni sekitar 9,5 % namun karena didominasi oleh kebutuhan rumah tangga maka biaya investasi dan operasional cukup mahal baik karena harga jual yang disubsidi maupun karena inefisiensi akibat besarnya selisih beban pemakaian antara siang dan malam hari.<br /><br />Memperhatikan besarnya potensi sumber energi batubara yang ada di Kalimantan Tengah, maka PT PLN (Persero) berencana untuk mengembangkan baik jangkauan transmisi interkoneksi Kalimantan maupun mengembangkan kapasitas penyediaan listrik dan termasuk mengupayakan penggantian jenis pembangkit PLTD menjadi PLTU. Interkoneksi direncanakan akan mencakup Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat serta Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara. Di Barito Utara, interkoneksi juga akan meliputi PLTG Bangkanai sedangkan untuk Murung Raya direncanakan pembangunan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro). Disamping itu, jangkauan interkoneksi juga akan diperluas hingga mencakup provinsi Kalimantan Timur.<br /><br />Rencana penambahan daya dan jangkauan penyediaan listrik dengan menambah jumlah pembangkit maupun penggantian pembangkit dari PLTD menjadi PLTU dapat mengantisipasi peningkatan kebutuhan listrik namun disisi lain juga terkait dengan biaya operasional dan pemeliharaan. Pembangkit dengan sumber energi batubara memiliki fleksibelitas daya yang rendah karena itu sebenarnya lebih sesuai untuk pemenuhan beban listrik rata-rata saja karena daya yang dihasilkan tidak mudah untuk diatur sesuai beban. Untuk menyesuaikan penyediaan daya dengan variasi beban, diperlukan kombinasi antara PLTU dengan pembangkit dari energi lain sehingga biaya produksi menjadi efisien. Perbedaan beban pemakaian di Kalimantan Tengah yang didominasi rumah tangga cukup besar dan potensi batubara Kalimantan Tengah yang nilai kalorinya cukup tinggi juga memiliki pasar dan alternatif penggunaan lain yang dapat mendatangkan devisa atau manfaat yang lebih besar. Karena itu perencanaan untuk mengembangkan sumber energi lain yang murah dan handal selain batubara sangat relevan dengan situasi dan kondisi yang ada di Kalimantan Tengah.<br /><br />Berdasarkan informasi yang diterima dari masyarakat, di Kalimantan Tenga saat ini sedang dijajaki kemungkinan pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Riam Jerawi, Kabupaten Katingan. Lokasi potensi PLTA ini berjarak sekitar 100 km dari Kasongan, ibukota Kabupaten Katingan, ke arah Utara ke perbatasan Kalimantan Barat. Mengingat posisi Riam Jerawi berada di atas desa/permukiman terakhir di Sungai Jerawi yakni desa Tumbang Tangoi, maka dalam pemanfaatan ruang, pembangunan PLTA ini kecil sekali potensi menimbulkan konflik dengan kepentingan penduduk setempat terlebih lagi daerah tangkapannya merupakan daerah hulu yang merupakan kawasan hutan produksi dan hutan konservasi.<br /><br />Rencana pembangunan PLTA Riam Jerawi adalah memanfaatkan volume dan debit dari Sungai Jerawi yang merupakan anak Sungai Samba yang merupakan cabang dari Sungai Katingan. Indikasi dari studi-studi awal (general study atau reconnaissance study dan topographic study) memperlihatkan bahwa potensi pembangkitan energi listrik Riam Jerawi dapat mencapai 90 MW atau sekitar tiga kali kapasitas terpasang PLTA Riam Kanan di Kalimantan Selatan yang saat ini menjadi salah satu tulang punggung interkoneksi Kalimantan. Dengan demikian, pembangunan PLTA Riam Jerawi tidak saja memberikan alternatif dan kombinasi penyediaan energi listrik untuk Kalimantan Tengah tetapi juga akan menjadi tulang punggung (backbone) penyediaan energi listrik secara murah untuk interkoneksi Kalimantan yang nantinya dapat dikembangkan mencakup tidak saja Kalimantan Timur tetapi sampai Kalimantan Barat. Disisi lain, secara ekonomi dapat dilakukan penghematan secara besar-besaran terhadap penggunaan BBM untuk pembangkitan tenaga listrik serta penghematan penggunaan energi batubara yang dapat dimanfaatkan untuk alternatif energi kegiatan ekonomi lain yang lebih menguntungkan termasuk tentunya sebagai komoditas ekspor penghasil devisa.<br /><br />Manfaat lain dari pembangunan PLTA Riam Jerawi adalah mengurangi fluktuasi debit air sungai Katingan sehingga mengurangi kemungkinan banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Hal ini juga berarti membuka peluang untuk kegiatan ekonomi lain seperti pertanian menetap dengan irigasi teknis termasuk pemanfaatan ketersediaan air untuk budidaya perikanan. Terkait dengan pentingnya untuk menjaga kemampuan daerah tangkapan (catchment area) bendungan PLTA Riam Jerawi, hal ini selaras dengan upaya penyelamatan dan pelestarian hutan tropis Kalimantan melalui program Heart of Borneo (HoB) karena wilayah tangkapan air PLTA Riam Jerawi terletak pada Taman Nasional Bukit Raya-Bukit Baka (lintas batas antara Kalteng dan Kalbar) serta areal beberapa HPH yang bersebelahan dengan Taman Nasional tersebut. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Kondisi Yang Diharapkan Pada Akhir Tahun 2009</span><br /><br />Mengingat bahwa kebutuhan energi listrik yang murah dan handal sudah sangat mendesak, maka pada akhir tahun 2009 diharapkan sudah ada keputusan apakah rencana pembangunan PLTA Riam Jerawi dapat dilanjutkan dan dimulai dengan segera. Hal ini terkait juga dengan rencana yang telah dikembangkan oleh PT PLN (Persero) untuk membangun beberapa unit PLTU sehingga PLN selaku pihak yang berkompeten dalam hal penyediaan listrik perlu mendapatkan konfirmasi dan kepastian apakah pembangunan PLTA Riam Jerawi merupakan alternatif yang lebih menguntungkan atau tidak. Konfirmasi dan eksplorasi lebih jauh tentang kemungkinan pembangunan PLTA Riam Jerawi juga perlu didapatkan secepat mungkin sehingga berbagai pihak dapat menyesuaikan diri dalam konteks penyediaan dan pemenuhan energi listrik termasuk kajian ulang terhadap Rencana Umum Kelistrikan Daerah dan Kelistrikan Regional mengingat secara interkoneksi nantinya PLTA ini akan mampu menyangga pasokan listrik untuk wilayah Kalimantan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Permasalahan</span><br /><br />Pembangunan PLTA memerlukan investasi yang mahal dan waktu yang cukup lama serta studi yang mendalam. Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten) memiliki keterbatasan dalam hal sumberdaya dan sumberdana untuk melakukan kajian teknis dan ekonomis (Technical Assessment dan Pra FS maupun FS) yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima pihak lain yang berminat untuk menjadi investor dan membangun kerjasama strategis (strategic partnership). Demikian pula dengan penyusunan langkah-langka strategis untuk pembangunannya, pemerintah daerah tidak memiliki pengalaman dan kemampuan karena rencana pembangunan PLTA ini merupakan yang pertama kali. Karena itu, berbarengan dengan rencana pembangunan moda transportasi kereta api batubara, kedua proyek pembangunan infrastruktur ini akan membuka sejarah baru dalam era otonomi daerah dan akan memberikan sumbangan yang berarti dalam pembangunan nasional.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><br />Kebijakan dan Strategi dan Rencana Penanganan</span><br /><br />Untuk mewujudkan harapan dan antisipasi kebutuhan energi listrik regional, maka diperlukan kebijakan untuk segera dan secepat mungkin melakukan kajian yang diperlukan sehingga kepastian pembangunan segera diperoleh. Saat ini pemerintah daerah sedang melakukan kajian hidrologis agar lebih mantap dalam memperhitungkan kelanjutan proyek pembangunan PLTA Riam Jerawi ini. Untuk itu diharpkan pemerintah melaluii PT. PLN (Persero) dan/atau Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dapat segera meneruskan dengan kajian teknis dan dan kajian kelayakan serta secara simultan melakukan konsolidasi rencana/persiapan pembangunannya dengan langkah-langkah yang nyata.<br /><br />Kebijakan untuk menyusun rencana pembangunan PLTA Riam Jerawi sebenarnya bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan energi listrik secara pragmatis atau sekedar antisipasi pertumbuhan permintaan energi listrik yang ada di Kalimantan Tengah. Dalam perencanaan visioner jangka panjang, PLTA Riam Jerawi akan menjadi ini menjadi salah satu ruas tulang punggung penyediaan energi listrik lintas Kalimantan yang sinergi dan terpadu dengan rencana pembangunan Poros Tengah pulau Kalimantan yang melintas dari Kalimantan Timur ke Kalimantan Barat. Suatu saat nanti, akan tercipta koneksi penyediaan energi, pembangkit dan jangkauan distribusi daya listrik mulai dari Pulau Natuna di Kalimantan Barat ke Kalimantan Tengah sampai ke Kalimantan Timur bahkan ke Sulawesi Tengah seperti interkonesi Jamali (Jawa, Madura dan Bali) yang ada saat ini. Tidak tertutup kemungkinan untuk menciptakan interkoneksi terpadu dengan negara tetangga Malaysia dan Brunai (seperti interkoneksi antara Amerika Serikat dengan Kanada).<br /><br />Rencana pemanfaatan potensi PLTA Riam Jerawi adalah langkah awal untuk penyediaan energi listrik yang murah dan handal dalam visi pembangunan Poros Tengah tersebut sehingga pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ada di sepanjang Poros Tengah Kalimantan nantinya tidak akan mengalami hambatan infrastruktur karena sudah terpadu dengan rencana pembangunan infrastruktur moda transportasi jalan raya Trans Kalimantan Poros Tengah. Potensi lain yang patut dan layak untuk dikaji dan diteliti lebih jauh adalah potensi PLTA pemanfaatan anak sungai Barito di Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya.<br /><br />Sungai Barito selama ini terkenal dengan banjir musiman karena fluktuasi volume air yang tinggi antara musim hujan dan musim kemarau. Reconnaissance study oleh perusahaan konsultan Nippon Koei (1968) dari Jepang menyebutkan alternatif untuk mengatur aliran air sungai Barito adalah dengan pembangunan beberapa unit PLTA di daerah tangkapan anak-anak sungai Barito yakni di sekitar Muara Tuhup (potensi daya 600 MW), Muara Juloi (potensi daya 500 MW), Sungai Lahei (potensi daya 68 MW) dan Sungai Teweh (potensi daya 57 MW). Dengan makin berkembangnya ketersediaan dan akurasi data geografis saat ini, maka hasi studi tersebut patut untuk ditindak lanjuti dan dieksplorasi lebih jauh mengenai kelayakannya. Bilamana potensi PLTA ini layak untuk dikembangkan maka akan sangat strategis dan sejalan dengan rencana perluasan interkoneksi Kalimantan yang oleh PT PLN (Persero) akan mencapai Kalimantan Timur dalam dimulai dalam tahun 2009 nanti.<br /><br />Untuk itu bantuan fasilitasi Departemen Kehutanan melalui kebijakan arahan pemanfaatan kawasan hutan di lokasi yang potensial untuk PLTA serta bantuan Kementerian Negara Lingkungan Hidup melalui Komite Nasional Mekanisme Pembangunan Bersih (Komnas MPB) sangat diharapkan untuk mewujudkan rencana pembangunan PLTA Riam Jerawi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pembiayaan</span><br /><br />Belum didapatkan perkiraan dana yang diperlukan untuk pembangunan PLTA Riam Jerawi. Secara umum dapat disampaikan bahwa rata-rata diperlukan dana sekitar US $ 1 juta untuk setiap MW kapasitas terpasang sehingga secara menyeluruh dari studi awal hingga operasional diperlukan dana sekitar US $ 100 juta untuk daya terpasang 90 MW. Ini berarti seluruh biaya persiapan konstruksi (kajian) akan berkisar dari US $ 1,5 sampai 2,5 juta dollar termasuk pengkajian untuk potensi sungai Barito.<br /><br />Dengan indikasi potensi daya terpasang sekitar 90 MW maka PLTA Riam Jerawi sangat potensial untuk dijual dan masuk kedalam perdagangan karbon melalui skema CDM. Berdasarkan referensi yang ada, maka nilai jual CER (Certified Emission Reduction atau sertifikat penurunan emisi) PLTA Riam Jerawi dalam bentuk ERPA (Emission Reduction Purchase Agreement) untuk masa kontrak 10 tahun umur proyek adalah sekitar US $30,9 Juta. Ini merupakan figur yang cukup menjanjikan sebagai nilai tambah keberadaan proyek karena sifatnya merupakan suntikan dana finansial yang dapat dijadikan penyertaan atau equity pemerintah ke dalam skema operasional proyek.Evan Setiawanhttp://www.blogger.com/profile/02696357119618516699noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6199952940277593618.post-40579504174935041042008-07-23T14:42:00.000+07:002008-07-23T14:49:16.414+07:00Analisis data Penginderaan Jauh<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDficghIYEcCDmk85kJY41NAFYHls2Bq8Stuhkck29-hHTHe8T09fq0EnjgOQrEdiwKKvQ95TDKBbik_h0l2_rwwITbfVjGrpRbVzc_OFuKx4kURPn9rFe4WVtnaiLs968RIkkeNaHv1w2/s1600-h/PJ1.bmp"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDficghIYEcCDmk85kJY41NAFYHls2Bq8Stuhkck29-hHTHe8T09fq0EnjgOQrEdiwKKvQ95TDKBbik_h0l2_rwwITbfVjGrpRbVzc_OFuKx4kURPn9rFe4WVtnaiLs968RIkkeNaHv1w2/s200/PJ1.bmp" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5226113281389326082" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf3axi871Ru-ZrBLhJ1ywKWMt7JmrxR-pK9aw6t0H6XHWRZld1KdwDNGSeIsyyAS1F_sJCXLKYJl-zpI2z3Im-Nmvh8IxD012Q92tsjuhGzR4_STKnC_vx_CuMUQ1yZPU2ZE6dEbDIb6SS/s1600-h/P3_3.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf3axi871Ru-ZrBLhJ1ywKWMt7JmrxR-pK9aw6t0H6XHWRZld1KdwDNGSeIsyyAS1F_sJCXLKYJl-zpI2z3Im-Nmvh8IxD012Q92tsjuhGzR4_STKnC_vx_CuMUQ1yZPU2ZE6dEbDIb6SS/s200/P3_3.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5226113285131724178" /></a><br />Analisis data Penginderaan Jauh<br /><br />Analisis data penginderaan jauh merupakan proses yang sering dilakukan dalam menindaklanjuti produk penginderaan jauh. Analisis data secara digital merupakan alternative terbaik untuk pemrosesan data penginderaan jauh karena data penginderaan jauh dapat di kelompokkan (kluster) berdasarkan nilai spektralnya. Akan tetapi analisis secara visual juga diperlukan terutama untuk analisis lanjut setelah analisis digital. <br /><br />A.Analisis Manual<br />Analisis manual atau visual atau analog merupakan analisis untuk memperoleh informasi obyek dari pada yang tergambar dalam citra atau menafsirkan dengan mencari cirri-ciri obyek. Dalam analisis ini dilakukan dengan 3 tahap, yaitu :<br /><br />1.Deteksi/ Pengenalan awal<br />2.Identifikasi<br />3.Pengenalan akhir (recognition)<br /><br />Selain analisis, sintesis terhadap data penginderaan jauh juga dilakukan untuk menggabubgkan hasil analisis citra untuk tujuan tertentu, misalnya untuk evaluasi kemampuan lahan dan kesesuaian lahan.<br />Analisis manual pada umumnya dilakukan dengan cara interpretasi. Interpretasi data PJ adalah mengkaji, menafsirkan dan atau menganalisis obyek yang ada di citra menjadi informasi spasial yang memiliki nilai lebih dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman untuk mengenal sifat-sifat unsur yang terkandung dengan menerapkan kunci pengenalan obyek. Ada 8 kunci pengenalan obyek (kunci interpretasi) :<br /><br />1.Rona/warna<br />2.Ukuran<br />3.Bentuk<br />4.Tekstur<br />5.Bayangan<br />6.Pola<br />7.Situs<br />8.Asosiasi<br /><br />Dari 8 kunci interpretasi tersebut kita dapat dibantu dan dipandu untuk menyimpulkan informasi apa atau aobyek apa yang ada di citra.<br /><br />B. Analisis Digital<br /><br />Analisis digital penginderaan jauh merupakan langkah yang sering dilakukan untuk mengolah data digital citra satelit. Analisis digital ini memerlukan spesifikasi hardware dan software yang khusus. Hardware yang diperlukan minimal untuk produk-produk PJ sekarang memerlukan speifikasi tinggi. Sedang untuk software digunakan software khusus untuk mengolahnya. Software yang beredar di pasaran yang sering digunakan khususnya di Indonesia antara lain : ERMapper, ERDAS Imagine, ENVI, PCI, Sedang software pendukungnya yaitu untuk GISnya yaitu : Arcview dan MapInfo. Softaware pendukung lainnya yaitu : R2V.<br />Analisis digital data penginderaan jauh meliputi 3 tahap utama, yaitu: <br /><br />1.Pre processing<br />- Konversi data (perubahan format data)<br />- Koreksi Radiometrik (koreksi terhadap julat panjang gelombang)<br />- Koreksi Geometrik (koreksi terhadap referensi geografis)<br />- Penajaman/ Filtering <br />- Subset (pemotongan citra)<br />- Pembuatan Dataset<br /><br />2.Processing:<br />- Transformasi (modifikasi persebaran pixel)<br />- Formulasi (analisa matematis saluran)<br />- Klasifikasi (pengelompokan pixel)<br />- Geocoding (rectification)<br />- Gridding (pembuatan Grid)<br /><br />3. Finishing :<br />- Layout <br />- PrintingEvan Setiawanhttp://www.blogger.com/profile/02696357119618516699noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6199952940277593618.post-36358265234156766262008-07-22T15:55:00.000+07:002008-07-22T16:13:37.082+07:00Global Positioning System (GPS)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH2DxujGA5kBWLsFN8dFuGFyM2j-uaSvt65FRu6-UY41OMSfsbTvv8fa9-bQ6anUPPmXWomcUussQ4xdi2iDlYZ6XJ5iSs_TUsVgkd89vKXsz1NU6zKXKJczSJyqJM-gGPFGmdkj_QCRl2/s1600-h/GPS2.bmp"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH2DxujGA5kBWLsFN8dFuGFyM2j-uaSvt65FRu6-UY41OMSfsbTvv8fa9-bQ6anUPPmXWomcUussQ4xdi2iDlYZ6XJ5iSs_TUsVgkd89vKXsz1NU6zKXKJczSJyqJM-gGPFGmdkj_QCRl2/s200/GPS2.bmp" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5225763085061302258" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg12tumFcSzbumXXNsN8_RoGELi7u5cQeumUMvDQshx-ejgXdZSfaoprAdmRZk9xZeimWG9PSx-e7FG7qyuw0kUMIx2qXc_Hs6aYsSaJ-WXSf9SLsnINKMaM5_QyZg8PbxPsjgwYL_kGzeL/s1600-h/GPS1.bmp"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg12tumFcSzbumXXNsN8_RoGELi7u5cQeumUMvDQshx-ejgXdZSfaoprAdmRZk9xZeimWG9PSx-e7FG7qyuw0kUMIx2qXc_Hs6aYsSaJ-WXSf9SLsnINKMaM5_QyZg8PbxPsjgwYL_kGzeL/s200/GPS1.bmp" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5225763087355850530" /></a><br />sedikit gambaran dan penjelesan mengenai metode GPS, semoga bermanfaat bagi kalangan surveyor,atau yang baru mencoba untuk menjadi surveyor...:):)<br /><br />Metode Penentuan Posisi Global (GPS)<br /><br />GPS adalah sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan dan waktu di mana saja di muka bumi setiap saat, dengan ketelitian penentuan posisi dalam fraksi milimeter sampai dengan meter. Kemampuan jangkauannya mencakup seluruh dunia dan dapat digunakan banyak orang setiap saat pada waktu yang sama (Abidin,H.Z, 1995). Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS adalah perpotongan ke belakang dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS.<br /><br />Sistem GPS <br /><br />Untuk dapat melaksanakan prinsip penentuan posisi di atas, GPS dikelola dalam suatu sistem GPS yang terdiri dari dari 3 bagian utama yaitu bagian angkasa, bagian pengontrol dan bagian pemakai<br /><br />-Bagian Angkasa<br />Terdiri dari satelit-satelit GPS yang mengorbit mengelilingi bumi, jumlah satelit GPS adalah 24 buah. Satelit GPS mengorbit mengelilingi bumi dalam 6 bidang orbit dengan tinggi rata-rata setiap satelit ± 20.200 Km dari permukaan bumi.<br />Setiap satelit GPS secara kontinyu memancarkan sinyal-sinyal gelombang pada 2 frekuensi L-band (dinamakan L1 dan L2). Dengan mengamati sinyal-sinyal dari satelit dalam jumlah dan waktu yang cukup, kemudian data yang diterima tersebut dapat dihitung untuk mendapatkan informasi posisi, kecepatan maupun waktu. <br /><br />-Bagian Pengontrol <br />Adalah stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit yang berfungsi untuk memonitor dan mengontrol kelaikgunaan satelit-satelit GPS. Stasiun kontrol ini tersebar di seluruh dunia, yaitu di pulau Ascension, Diego Garcia, Kwajalein, Hawai dan Colorado Springs. Di samping memonitor dan mengontrol fungsi seluruh satelit, juga berfungsi menentukan orbit dari seluruh satelit GPS. <br /><br />-Bagian Pengguna <br />Adalah peralatan (Receiver GPS) yang dipakai pengguna satelit GPS, baik di darat, laut, udara maupun di angkasa. Alat penerima sinyal GPS (Receiver GPS) diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, maupun waktu. Secara umum Receiver GPS dapat diklasifikasikan sebagai berikut : <br />1. Receiver militer <br />2. Receiver tipe navigasi <br />3. Receiver tipe geodetik <br /><br />Metoda-metoda Penentuan Posisi dengan GPS <br /><br />Pada dasarnya konsep dasar penentuan posisi dengan satelit GPS adalah pengikatan ke belakang dengan jarak, yaitu mengukur jarak ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. <br /><br />Penentuan posisi dengan GPS dapat dikelompokkan atas beberapa metoda diantaranya : -Metoda absolut,<br />-Metoda relatif (differensial)<br /><br />Metoda Absolut <br />Penentuan posisi dengan GPS metode absolut adalah penentuan posisi yang hanya menggunakan 1 alat receiver GPS. Karakteristik penentuan posisi dengan cara absolut ini adalah sebagai berikut : <br />1.Posisi ditentukan dalam sistem WGS 84 (terhadap pusat bumi). <br />2.Prinsip penentuan posisi adalah perpotongan ke belakang dengan jarak ke beberapa satelit sekaligus. <br />3.Hanya memerlukan satu receiver GPS. <br />4.Titik yang ditentukan posisinya bisa diam (statik) atau bergerak (kinematik). <br />5.Ketelitian posisi berkisar antara 5 sampai dengan 10 meter. <br /><br />Aplikasi utama untuk keperluan navigasi, metoda penentuan posisi absolut ini umumnya menggunakan data pseudorange dan metoda ini tidak dimaksudkan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian posisi yang tinggi. <br /><br />Metoda Relatif (Differensial) <br />Yang dimaksud dengan penentuan posisi relatif atau metoda differensial adalah menentukan posisi suatu titik relatif terhadap titik lain yang telah diketahui koordinatnya, pengukuran dilakukan secara bersamaan pada dua titik dalam selang waktu tertentu. Selanjutnya dari data hasil pengamatan <br />diproses/dihitung akan didapat perbedaan koordinat kartesian 3 dimensi (dx, dy, dz) atau disebut juga dengan baseline antar titik yang diukur. Karakteristik umum dari metoda penentuan posisi ini adalah sebagai berikut : <br />1.Memerlukan minimal 2 receiver, satu ditempatkan pada titik yang telah diketahui koordinatnya. <br />2.Posisi titik ditentukan relatif terhadap titik yang diketahui. <br />3.Konsep dasar adalah differencing process dapat mengeliminir atau mereduksi pengaruh dari beberapa kesalahan dan bias. <br />4.Bisa menggunakan data pseudorange atau fase. <br />5.Ketelitian posisi yang diperoleh bervariasi dari tingkat mm sampai dengan dm. <br />6.Aplikasi utama : survei pemetaan, survei penegasan batas, survei geodesi dan navigasi dengan ketelitian tinggi. <br /><br />Ketelitian Penentuan Posisi dengan GPS<br /><br />Penentuan posisi dengan GPS dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : <br />1.Ketelitian data terkait dengan tipe data yang digunakan, kualitas receiver GPS, level dari kesalahan dan bias. <br />2.Geometri satelit, terkait dengan jumlah satelit yang diamati, lokasi dan distribusi satelit dan lama pengamatan. <br />3.Metoda penentuan posisi, terkait dengan metoda penentuan posisi GPS yang digunakan, apakah absolut, relatif, DGPS, RTK dan lain-lain. <br />4.Strategi pemrosesan data, terkait dengan real-time atau post processing, strategi eliminasi dan pengkoreksian kesalahan dan bias, pemrosesan baseline dan perataan jaringan serta kontrol kualitas<br /><br />Aplikasi-aplikasi GPS <br /><br />Beberapa aplikasi dari GPS diantaranya adalah sebagai berikut : <br />1. Survei dan pemetaan. <br />2. Survei penegasan batas wilayah administrasi, pertambangan dan lain-lain. <br />3. Geodesi, Geodinamika dan Deformasi. <br />4. Navigasi dan transportasi. <br />5. Telekomunikasi. <br />6. Studi troposfir dan ionosfir. <br />7. Pendaftaran tanah, Pertanian. <br />8. Photogrametri & Remote Sensing. <br />9. GIS (Geographic Information System). <br />10. Studi kelautan (arus, gelombang, pasang surut<br />11. Aplikasi olahraga dan rekreasi.Evan Setiawanhttp://www.blogger.com/profile/02696357119618516699noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6199952940277593618.post-15383045857614228892008-07-21T00:07:00.000+07:002008-08-05T16:31:42.485+07:00Pemetaan Singkapan Batubara (1)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyhmmYwatMUhV0xLYBqY9Ee1PFQ4PcOzL_wUF8mF-5GKfzQnRLaFyJikxONIW6kvZMOlJEEbBDtGFYm9MgzWFUQmpmFOTzHUUWYFOy-w7JeWWkxZYH0CtEDxjZ7SmTPEl7TTw3kfuhAaEA/s1600-h/coal_survey.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyhmmYwatMUhV0xLYBqY9Ee1PFQ4PcOzL_wUF8mF-5GKfzQnRLaFyJikxONIW6kvZMOlJEEbBDtGFYm9MgzWFUQmpmFOTzHUUWYFOy-w7JeWWkxZYH0CtEDxjZ7SmTPEl7TTw3kfuhAaEA/s200/coal_survey.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5225151863682427922" /></a><br />PEMETAAN SINGKAPAN BATUBARA<br /><br /><br />1. Pemetaan dilakukan dengan metoda lintasan kompas dan tali-ukur atau hip-chain<br /><br />2. Kemudian, lokasi setiap singkapan disurvey dengan pemetaan topo<br /><br />3. Pada setiap singkapan batubara dilakukan observasi dan deskripsi serta pencatatan yang baik:<br /><br />- batuan diatas batubara, dan jenis kontaknya dengan lapisan batubara (tajam, berangsur, erosianal, washout, sesar, dll)<br />- batuan dibawah batubara, dan jenis kontaknya dengan lapisan batubara (tajam, berangsur, seat-earth, soil, root-lets, dll)<br />- tebal lapisan batubara (pengukuran langsung, rekonstruksi dan perhitungan, tebal semu atau tebal sebenarnya)<br />- jika terlihat, perubahan-perubahan litotipe batubara secara vertikal maupun secara lateral (jangan lupa mencatat posisi dari setiap perubahan)<br />- jika ada, jenis batuan pembentuk parting (clay-band) – tebal dan posisi dari parting tersebut<br />- jenis cleat (face dan butt cleat), kerapatan cleat, dan kedudukan cleat (strike dan dip), kondisi dari cleat<br />- kedudukan lapisan batubara (strike dan dip)<br />- hasil observasi dan deskripsi harus dicatat secara baik dan dituangkan kedalam profil singkapan batubara (log litologi lapisan batubara)<br /><br />4. Pada setiap lapisan batubara (terutama lapisan batubara target = target coal seam) dilakukan sampling yang baik:<br />- Sample harus diambil pada batubara yang segar<br />- Sample harus mewakili lapisan batubara pada singkapan bersangkutan (representative)<br />- Sample diambil-melalui channel sampling<br />- Sampling bisa dilakukan secara composite atau ply-by-ply<br />- Untuk setiap meter tebal batubara, sample yang terambil tidak boleh kurang dari 15kg<br />- Setiap sample yang diambil harus diurus dengan baik agar terhindar dari pengaruh udara luar dan pencemaran:<br /> * Pastikan bahwa kantong sample tidak bocor<br /> * Pastikan bahwa kantong sample sudah tertutup rapat dan dibalut dengan<br /> seal-tape (atau sejenisnya) untuk mencegah merembesnya udara kedalam sample.<br /> * Jangan biarkan sample terlalu lama menunggu di lapangan atau di base-camp,<br /> segera kirim ke lab.<br /> * Di lab, setiap sample harus displit dengan baik dan benar, dan duplikatnya <br /> disimpan dulu di lab bersangkutan.<br /><br />sampai disini dulu ya tar disambung lagi...Evan Setiawanhttp://www.blogger.com/profile/02696357119618516699noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6199952940277593618.post-40447342160832206612008-07-19T23:14:00.000+07:002008-07-20T00:29:48.702+07:00Ekplorasi Mineral<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO-ji19hIAlgvB7FnLu6l9B22MdM4dYYy1vnhHGfOsqEypPMlgZVhptgOlvwCeCs9FzWU-A6UlwXe-HSC3GSdktTu9WDKzrE-B0TBYnkzYfPGnUUTqCxrIz9tUmN1QnejrpujG3WLjHvPa/s1600-h/DSCF3996.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO-ji19hIAlgvB7FnLu6l9B22MdM4dYYy1vnhHGfOsqEypPMlgZVhptgOlvwCeCs9FzWU-A6UlwXe-HSC3GSdktTu9WDKzrE-B0TBYnkzYfPGnUUTqCxrIz9tUmN1QnejrpujG3WLjHvPa/s200/DSCF3996.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5224778650311437186" /></a><br /><br />Tahapan penyelidikan yang lazim dan umum dilakukan adalah dengan berdasarkan pada peta dasar skala 1:250.000 ~ 1:100.000 hingga tahap detil dengan skala peta 1:2.000 ~ 1:5.000 <br /><br />Secara umum tahapan penyelidikan tersebut adalah :<br /><br />1. Studi Pendahuluan.<br />Tahap ini merupakan aktifitas persiapan sebelum melakukan kegiatan di lapangan yang meliputi studi literatur dari hasil penelitian terdahulu terhadap daerah yang akan diselidiki, mempelajari konsep-konsep geologi, interpretasi foto udara maupun citra landsat dan studi model mineralisasi yang diperkirakan berdasarkan data geologi yang ada, penyiapan peta kerja, peralatan, membuat rencana percontohan, dan melakukan proses perizinan dengan instansi terkait. Studi pendahuluan ini akan sangat membantu kelancaran kerja selanjutnya di lapangan.<br /><br />2. Survai Tinjau (Reconnaissance).<br />Pada tahap ini dilakukan survai (peninjauan) secara sepintas pada daerah-daerah yang diperkirakan menarik berdasarkan dari data geologi guna mengetahui indikasi mineralisasi di lapangan. Peninjauan langsung di lapangan dengan melakukan pengamatan terhadap endapan sungai aktif. Skala peta yang dipakai adalah mulai dari 1:200.000 sampai dengan 1:100.000. <br />Survei Tinjau (Reconnaissance) merupakan kegiatan eksplorasi awal yang terdiri dari pemetaan geologi regional, pemotretan udara, citra satelit dan metoda survey tidak langsung lainnya untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Sasaran utama dari peninjauan ini adalah mengidentifikasi daerah potensial (prospek) yang diperkirakan mengandung mineralisasi/cebakan skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional dan analisis penginderaan jarak jauh untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Pada tahapan ini juga dilakukan pekerjaan pemboran. Lebih jelasnya, pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini adalah :<br />• Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 25.000 sampai skala 1 : 10.000. Penyelidikan geologi adalah penyelidikan yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi diantaranya: pemetaan geologi, parit uji, sumur uji. Pada penyelidikan geologi dilakukan pemetaan geologi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengambilan conto yang berkaitan dengan aspek geologi di lapangan. Adapun pengamatan yang dilakukan meliputi : jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan conto berupa batuan terpilih.. <br />• Pembuatan sumur uji<br />• Survei geofisika : aeromagnet.<br />• Hasilnya sumber daya emas hipotetik sampai tereka<br /><br />3. Prospeksi Umum (General Prospection)<br />Tahapan prospeksi dilakukan untuk mempersempit daerah yg mengandung cebakan mineral yang potensial. Kegiatan penyelidikan dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan percontoh awal, misalnya paritan dan pemboran yang terbatas, studi geokimia dan geofisika, yang tujuannya adalah untuk mengidentifikasi suatu Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resources) yang perkiraan kuantitas dan kualitasnya dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan di atas<br />Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahapan survai tinjau. Cakupan daerah yang diselidiki sudah lebih kecil dengan skala peta antara 1:50.000 sampai dengan 1:25.000. Data yang didapat meliputi morfologi (topografi) dan kondisi geologi (jenis batuan/stratigrafi, hubungan stratigrafi, dan struktur geologi yang berkembang). Pengambilan conto pada daerah prospek secara alterasi dan mineralisasi dilakukan secara sistematis dan terperinci untuk analisa laboratorium, sehingga dapat diketahui kadar/kualitas cebakan mineral suatu daerah yang akan dieksplorasi.<br /><br />4. Eksplorasi <br />Tahapan ini merupakan tahapan lanjutan setelah survey tinjau dan prospeksi. Tujuan tahap eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dan pemineralan berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan analisa/kajian kemungkinan dilakukannya pengembangan secara ekonomis. <br />Tahapan eksplorasi dibagi dua, yaitu eksplorasi umum dan eksplorasi rinci. Eksplorasi umum rnerupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi, setelah itu dilanjutkan dengan tahap eksplorasi rinci yaitu tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalarn 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Pada dasarnya pekerjaan yang dilakukan pada tahapan eksplorasi ini adalah :<br />• Pemetaan geologi dan topografi skala 1 : 5000 sampai 1 : 1000<br />• Pengambilan conto dan analisis conto<br />• Penyelidikan Geofisika, yaitu penyelidikan yang berdasarkan sifat fisik batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah permukaan serta geometri cebakan mineral. Pada survey ini dilakukan pengukuran Topografi, IP, Geomagnit, Geolistrik. <br />• Pemboran inti <br />• Hasilnya sumber daya bijih emas terunjuk dan terukurEvan Setiawanhttp://www.blogger.com/profile/02696357119618516699noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6199952940277593618.post-8735941013578362692008-07-19T22:14:00.000+07:002009-03-18T14:14:09.976+07:00About me...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCuTjhYsnBw_xC9EGjZyZNasKvLwrBaPessDDb921AGoih62dotOL8iVJKb23Iba3lT1U45Cp4UFYW_HIFZ_xFJimPRtDy_38bMW1ntlIcMNNB6ngCJSCw6XnrooiAd1Sxin1Cojrab8ri/s1600-h/Anak-Suku-Dayak.png"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCuTjhYsnBw_xC9EGjZyZNasKvLwrBaPessDDb921AGoih62dotOL8iVJKb23Iba3lT1U45Cp4UFYW_HIFZ_xFJimPRtDy_38bMW1ntlIcMNNB6ngCJSCw6XnrooiAd1Sxin1Cojrab8ri/s200/Anak-Suku-Dayak.png" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5226044820330879202" /></a><br />....Putra Dayak Kalimantan Tengah, lahir disebuah desa kecil dihulu Sungai Kahayan, besar di Kota Cantik Palangka Raya, menuntut ilmu dijogja,dulu banyak menghabiskan waktu di hutan, sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di depan laptop,<br />bercita-cita tinggi ingin membangun Kalimantan Tengah yang dicintai....<br /><br />EXPERIENCE<br />yang saya ingat mulai dari terakhir<br /><br />- Database Geologist untuk PT. Jelai Cahaya Minerals dan PT. Kalimantan Surya Kencana (Kalimantan Gold Corporation Indonesia)<br /><br />- Mendirikan Geodata Intitama Consultant bergerak dibidang Konsultasi Perencanaan, Teknik, Pemetaan dan Geoscience dan aktif sebagai GIS Expert dan Spasial Planner untuk beberapa Project<br /><br />- Spasial Planner untuk Sistem Informasi Tata Ruang Provinsi Kalimantan Tengah, Bappeda Prov. Kalteng<br /><br />- Spasial Planner untuk project Indikasi Kawasan Strategis Prov. Kalimantan Tengah, Bappeda Prov. Kalteng<br /><br />- GIS expert untuk Eks Mega Rice Project – Master Plan (EMRP-MP) Provinsi Kalimantan Tengah (Internasional Project)<br /><br />- GIS expert untuk Rencana Tata Ruang kabupaten Barito Timur (RTRWK) Bappeda Kab. Bartim<br /><br />- GIS expert untuk Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (RTRWP) Bappeda Prov. Kalteng<br /><br />- GIS expert untuk Sistem informasi kinerja jalan dan jembatan Prov. Kalimantan Tengah (PU Prov. Kalteng)<br /><br />- GIS expert untuk Sistem informasi Pariwisata Prov. Kalimantan Tengah (Bappeda Prov. Kalteng)<br /><br />- GIS expert untuk pemetaan AMDAL 12 perusahaan perkebunan swasta (PBS) di Kalteng ( Indotama Envirocare)<br /> <br />- GIS expert untuk Studi kelayakan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di Kabupaten Murung Raya dan Katingan (PT. Geodinamika Utama)<br /><br />- Geologist untuk Survei Tinjau Daerah Muara Tuhup dan sekitarnya, Kec. Laung Tuhup, Kab. Murung Raya, Kalteng (SPN Group)<br /><br />- Geologist untuk Eksplorasi Batubara Daerah Sei Rahayu dan sekitarnya, Kec.Teweh Tengah, Kab. Barito Utara, Kalteng (SPN Group)<br /><br />- Geologist untuk Survei Tinjau Batubara Daerah Desa Majangkan dan sekitarnya,Kec. Gunung Timang, Kab. Barito Utara, Kalteng (SPN Group)<br /><br />- Geologist untuk Eksplorasi Batubara Daerah Sungai Benao dan sekitarnya, Kec.Lahei, Kab. Barito Utara, Kalteng (SPN Group)<br /><br />- Geologist untuk Eksplorasi Batubara Daerah Desa Panaen dan sekitarnya, Kec.Teweh Tengah, Kab. Barito Utara, Kalteng (PT. Batara Perkasa)<br /><br />- Geologist untuk Eksplorasi Batubara Daerah Desa Karendan, Desa Muara Pari, Desa Rahaden, Kec. Lahei, Kab. Barito Utara, Kalteng (PT.SJA)<br /><br />- Wellsite Geologist untuk Pemboran Batubara pada Pit Luwe Km. 4 Blok tambang PT. Victor 23 Mega di Desa Luwe, Kec. Lahei, Kab. Barito Utara, Kalteng<br /><br />..........Evan Setiawanhttp://www.blogger.com/profile/02696357119618516699noreply@blogger.com1